Eat Play Leave (Kisah Bule-Bule Bali)


Penulis : Jenny Jusuf
Penerbit : B first
Tebal : x+250 hal
Harga : Rp 46 ribu


Terkesan kayak plesetan Eat, Pray, Love gak sih? Atau malah kayak mau ngikut-ngikut kesuksesan buku itu?

Mungkin itu yang terpikir pertama kali pas liat judulnya.  Adapun alasan saya mencomot buku ini dari rak sebuah toko buku di Pasar Blauran adalah karena pas liat judulnya, saya teringat cuitan Mbak Alberthiene Endah, yang merekomendasikan buku ini, setelah dia baca sendiri.

Seorang AE gitu. 

Faktanya, Eat, Play, Leave jauh dari kalimat pertama tulisan ini. Justru sebaliknya, buku ini memampangkan  secara nyata fenomena menarik pasca Eat, Pray, Love booming. Betapa banyak orang yang tersihir dengan kisah cinta Elizabeth Gilbert dan Jose Nunes yang dipertemukan di Ubud, Bali, Indonesia. Dan, ini bukan khayalan, menjadikan pamor Ubud kini selevel dengan Paris, dimana manusia dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong ke Ubud demi sebuah misi suci : menemukan cinta…

Jenny Jusuf, penulis buku ini, jatuh cinta dengan Ubud, dan kemudian memutuskan hengkang dari riuh serta gemerlapnya Jakarta. Tak dinyana, di Ubud dia bertemu bule-bule dengan segala tingkah polah unik sampai ajaib, yang lalu dia kisahkan di sini.

Sebagian besar, tentang mereka yang datang ke Ubud dengan selaksa harapan akan membawa pulang kisah cinta bak Julia Roberts & Javier Bardem. Angan-angan delusional, kalo kata Mbak Jenny sih. Lo cuma bisa dapetin Javier Bardem kalo lo Julia Roberts, OK?
Hihihi…

Tetep aja, Bali udah terlanjur dicap sebagai Island of Love. Meskipun kisah cinta seperti di Eat, Pray, Love mungkin GAK BERLAKU untuk semua orang. Sebagian orang, mungkin sebaiknya berhenti di level Eat, Play, Leave (yes, inilah maksud dari judul bukunya). Yang lucu (atau mungkin aneh bin ajaib), bule-bule yang mencari cinta di Ubud itu kayak gak pake lampu. Ada yang jatuh cinta sama tukang ojek, sopir taksi,…

Tapi gak melulu cerita di Eat, Play, Leave berkisar pencarian cinta. Saya suka cerita tentang Pak Josh, warga negara Inggris, yang susah payah ngafalin Pancasila dan lagu Indonesia Raya, demi menjadi warga negara Indonesia, semata karena sudah kadung cinta dengan negeri ini.

“Kamu beruntung jadi orang Indonesia, Jenny,” kata Pak Josh.

Hm. Bangga dengernya. 

Kisah cinta Pak Josh juga inspiring. Bayangin, dia sanggup menunggu perempuan yang kini jadi istrinya, selama 15 tahun, sampe orangtua si perempuan mau memberi restu. UWOW!

Saya juga suka kisah traveler asal Turki yang terobsesi sama spion motor, hahaha…

Tapi yang paling saya suka dari semuanya adalah bab yang bercerita tentang sosok bule bernama Cisco, khususnya karena kata-kata di halaman ini :


Dan, ummm, kayaknya saya jadi ikutan jatuh cinta sama Cisco nih, hihi…

*note : entah kenapa kemarin itu saya kepikiran pingin ke toko buku di Pasar Blauran, Usaha Jaya namanya. Koleksinya oke juga, walau mungkin kerasa ‘aneh’ buat yang biasa ke Gramedia. Yang jelas, harganya lebih murah. Dan yang jelas juga, gak ada buku terbitan Gramedia di sana, haha…

Komentar