Hanya Salju & Pisau Batu

Penulis : Happy Salma dan Pidi Baiq
Penerbit : Qanita
Harga : Rp 48.000
Tebal : 228 hal

Saya ngefans sama Happy Salma. Yah, gak ngefans yang gimana-gimana sih. Pokoknya suka aja liatnya. Kesannya cerdas dan dia seorang penulis. 

Saya selalu kagum dengan penulis. Mereka adalah orang-orang berperasaan halus yang bisa melihat sesuatu yang gak bisa diliat sama orang lain dan menjadikan setiap realitas penuh makna.

Anyhooo saya bingung mau nyebut buku ini apa. Novel bukan, kumpulan cerpen juga bukan. Yang jelas, di sini dua penulisnya, Happy Salma yang cantik dan Pidi Baiq yang mana? saling bersahut-sahutan.

Semuanya ada 30 cerita. Ada yang fiksi, ada juga yang kayak curhat penulisnya. Ada yang nyambung, ada juga yang gak. Ada yang seru, ada yang jayus. Ada yang menggelitik, ada juga yang filosofis. Tapi kalo Pidi Baiq sih kebanyakan ngelanturrrr… haha…

Btw, buku ini dibuka sama Happy Salma dengan tulisannya yang berjudul ‘Aku Sedih’. Lucu deh, tentang seorang pembantu yang naksir sama anak majikanya. Gak nyangka banget endingnya.

Saya juga suka yang judulnya ‘Rulan’ dan ‘Happy yang Sedih’. Yang pertama berkisah tentang reality show zaman sekarang yang suka banget ngejual cerita-cerita sedih, sedang yang kedua berkisah tentang pekerja-pekerja televisi yang dipaksa jadi kuli gara-gara stripping dan demi rating.

Tapiii saya paling suka lagi sama tulisan Happy yang judulnya ‘Berteduh’ dan ‘Aku’. Kedua cerita ini nyambung, intinya tentang seorang gadis dengan kehidupan yang sulit yang akhirnya jadi lesbi, tapi kemudian insyaf.

Menyentuh, memikat. Benang merah keduanya baru nemu pas cerita selesai, keren deh pokoknya. Jadi, pas selesai baca, langsung deh ber-oooooooo…

Nah, kalo Pidi Baiq, antara becanda dan serius, saya ga bisa bedain. Susah ditangkep kadang maksudnya. 

Tapi ada satu yang jadi favorit saya, yaitu yang judulnya ‘Alienasi’. Serius, ini nohok banget. Sangat menyentil kita yang bekerja bagai robot, ketika kita diperbudak oleh rating, harta, maupun jabatan. 

Dieksploitasi. Menjadi terasing. Jauh dari kepuasan batin. Inilah yang terjadi ketika hidup kita hanya berorientasi pada materi.

Okey, udah cukup kali ye. Sisanya baca sendiri aja. Ciao!

Komentar