TRIP PULAU KAJA

Entah kapan, tiba-tiba aja di benak saya terbersit keinginan ikut trip ngeliat orangutan. Satu tempat yang langsung muncul di kepala : Taman Nasional Tanjung Puting. Saya lalu nyari info di google soal paket-paket wisata ke sana. Gileeee… mahal buanged pake D! Hehe… Kalo ga salah inget semua tarifnya Rp 3 juta ke atas.

Saya baru tau kalo mo liat orangutan ternyata ga mesti ke Tanjung Puting. Seorang temen yang aktif di komunitas backpacker, bikin trip orangutan ke Pulau Kaja. Lokasinya masih di Palangkaraya. Tempatnya lebih mudah diakses, bisa pulang pergi dalam sehari. Trus bujetnya cuma Rp 300 ribu. Ihiiii…

Saya dan tiga peserta trip lainnya plus Adit berangkat dari Banjarmasin Minggu (26/8) subuh jam 02.45 naik mobil carteran. Start dari RSUD Ulin karena parkirnya 24 jam dan kami bisa nitip kendaraan di situ. Jarak Banjarmasin-Palangkaraya sekitar 192 km, dari pusat kota Palangkaraya ke Pulau Kaja kira-kira 40 km.

Total lama perjalanan kira-kira empat setengah jam, kalo ga pake singgah ngupi mungkin bisa lebih cepet, apalagi subuh jalanan lengang dan sopirnya dulu mungkin pernah jadi gurunya Michael Shumacher. Pas masuk kota Palangkaraya, kami sempet diomelin polisi gara-gara terlalu ngebut. Si sopir cuma mesam-mesem. Pas udah jalan lagi, si sopir nyeletuk gini, "Kalo pelan mah itu gerobak." Wkwkwkwk...

Pulau Kaja terletak di Kelurahan Sei Gohong Kecamatan Bukit Batu. Akses jalan darat kesana bagus, trus ke pulaunya naik perahu dari dermaga LLASD Tangkiling. Luas Pulau Kaja 150 Ha ditambah kawasan sekitarnya menjadi 250 Ha. Disini salah satu tempat pelepasan orangutan setelah dikarantina di BOS Nyaru Menteng.

temen-temen seperjalanan yang seru :)

Waktu kami datang, kondisi sungainya lagi surut. Setelah sekitar 30 menit, kelotok yang kami tumpangi kandas. Pas yang punya kelotok nyebur ke sungai buat ngedorong kelotok, ternyata airnya ga nyampe lutut! Gedubrak… 

Alhasil, cowok-cowok pada ikut nyebur bantuin dorong! Saya? Jadi ratu yang kerjanya duduk anteng, ihiiii… Di Pulau Kaja ada sekitar 300-an ekor orangutan. Selama kira-kira dua jam kami menyusuri Sungai Rungan yang mengelilingi Pulau Kaja, kami cuma ketemu sekitar 10 ekor orangutan. Para pengunjung juga ga boleh naik ke daratan. Tapi itu udah lebih dari cukup, bisa ngeliat mereka langsung di alam bebas was so amazing :)


yg gambarnya kabur jepretan saya, haha

Sebelum balik ke dermaga, kami singgah ke sebuah perkampungan masyarakat Dayak Ngaju. Di sana ada beberapa hal unik,  seperti rumah tradisional setempat dan sandung untuk penyimpanan tulang belulang mayat.

 
 singgah di perkampungan Dayak

rumah tradisional

sandung

Dari Pulau Kaja, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Alam Gunung Tangkiling, masih di Palangkaraya. Jaraknya ga jauh dari tempat yang pertama. Sebenernya Gunung Tangkiling sangat familiar di kuping saya, soalnya waktu kecil saya tinggal di Palangkaraya. Tapi saya ga punya ingatan apapun lagi soal rupa tempat ini saking udah lamanya.

Kalau di Kalimantan Selatan, TWA Gunung Tangkiling tuh sejenis kayak Tahura Sultan Adam Mandiangin. Yang lain pada naik ke puncak gunungnya, sedang saya cuma sanggup sampe setengah jalan, hehe…  Sebenernya ga jauh-jauh amat, cuma kontur jalannya nanjak, cukup deh bikin kurus kalo naik turun tujuh kali.
baru nyampe separuh jalan, hihi

Terakhir, kami mengunjungi Borneo Orangutan Survival (BOS) Nyaru Menteng. Jaraknya cuma +-9km dari Pulau Kaja. Ini tempat reintroduksi orangutan korban pembalakan hutan, misalnya karena pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Dibangun tahun 1999 setelah insiden kebakaran hutan besar.

welcome to BOS Nyaru Menteng!

Di gedung information centre, biasanya pengunjung disuguhi film. Tapi sayang kami datang di waktu yang kurang tepat kayaknya, soalnya stafnya masih pada cuti lebaran, jagi ga ada kegiatan apa-apa. Kami juga ga bisa beli souvenir buat kenang-kenangan.
information centre
Di belakang gedung information centre, ada kandang besar berisi sejumlah orangutan yang bisa diliat dari balik dinding kaca. Lucu deh ngeliat tingkah orangutan yang gelantungan di tali atau main ayunan atau keluar masuk gentong plastik yang dilubangi kedua sisinya. Senang ngeliat para orangutan itu bisa hidup tenang dan bersenang-senang :)

unyuuuu
Karena ga ada orang yang bisa ditanya-tanya soal BOS, iseng saya ngobrol sama satpam yang jaga di luar information centre. Pak Edi namanya. Udah tiga tahun kerja di sana, pengetahuannya lumayan. Sekarang ada sekitar 600 ekor orangutan yang direintroduksi. Kebanyakan orangutan yang masuk dalam keadaan sakit. Untuk penyembuhan ga sebentar, bisa makan waktu 1-2 tahun. Setelah itu orangutan ini harus diajari mengenal hutan. Kalau sudah betul-betul mandiri, mereka akan dilepasliarkan. Kata Pak Edi, ada orangutan yang menghuni BOS sampai 9-16 tahun baru bisa dilepasliarkan.

Sama seperti lembaga penyelamat orangutan lainnya di Indonesia yang dikelola orang asing, BOS juga demikian. Yang membuat saya selalu bertanya-tanya, kenapa ya harus mereka yang peduli? Kenapa bukan orang kita?

Anyway, operasional BOS membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pak Edi bilang, untuk penyediaan buah-buahan aja udah menghabiskan Rp 16 juta perhari. Belum karyawan dan lain-lain. Makanya, kalo ke sini jangan lupa box donasinya diisi ya! Setidaknya ini yang bisa kita lakukan untuk membantu Ibu Elen dan Ibu Lona.

dibantu yaaa
Sekian, mudah-mudahan nanti bisa jalan-jalan ke tempat lain yang lebih menarik. See yaaa!

Komentar

  1. Wah, infonya membantu banget. Aku mau bikin blog gini juga ah makasih ka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaw seneng deh klo blog ini bermanfaat :) thanks ya udh mampir

      Hapus
  2. Kak mau tanya kalau ke pulau kaja nyusurin sungai nya, apakah punya info untuk kapal besarnya? Yg bisa untuk 10orang, yg bisa ada tempat tidur, makan, dan toiletnya

    BalasHapus

Posting Komentar