For One More Day

Penulis : Mitch Albom
Penerbit : Gramedia
Tebal : 248 Hal
Harga : Rp 52.000


Oh my! This is must be another beautiful story by Mitch Albom!

Udah lama kelar baca buku ini, tapi baru aja niat posting. Kayanya saya ga bakat mendeskripsi, kadang sesuatu yang spektakuler pas saya saya tulis jadinya biasa-biasa aja.

Well, semoga apa yang saya tulis ga mengurangi tingkat kekerenan buku ini. Saya cuma ingin berbagi cerita bagus.

***

Orangtua Charley Benneto bercerai sewaktu dia kecil. Charley tak pernah tau apa sebabnya. Ibunya menutup mulut rapat- rapat.

Selanjutnya Charley dan adiknya hanya hidup bersama ibu mereka. Tapi di dalam hati Charley selalu berharap bisa mendapatkan cinta ayahnya.

Setelah kuliah, ayahnya baru muncul lagi dalam kehidupan Charley. Ayahnya yang terobsesi menjadikan Charley sebagai pemain baseball profesional. Dan berhasil meyakinkan Charley untuk meninggalkan bangku kuliahnya demi bermain di liga. Dan mengecewakan ibunya.

Tapi ternyata keberuntungan Charley hanya bertahan sebentar. Suatu kali dia cedera, dan tahun-tahun berikutnya keajaiban seakan meninggalkannya.

Charley berhenti dari bisbol. Sekali lagi, ayahnya menghilang dari kehidupannya. Dan apapun pekerjaan yang coba Charley lakukan setelah itu tidak ada yang berhasil.

Waktu berlalu. Ibu Charley merayakan ulang tahun ke-79. Ketika pesta berlangsung, telepon rumah berdering. Dari ayahnya. Mengajak Charley untuk ikut pertandingan reuni. Saat Charley pergi, tak dinyana itulah kali terakhir dia bisa melihat ibunya. Ibunya meninggal karena serangan jantung. Tapi dia tidak ada di sana, hanya untuk menyenangkan ayahnya.

Hidup Charley hancur. Dia tenggelam dalam minuman keras. Sampai putrinya malu untuk mengundangnya datang ke pernikahannya. Tengah malam, Charley memutuskan kembali ke rumah tempatnya tumbuh, sambil membawa sepucuk pistol.

Di perjalanan, mobilnya mengalami kecelakaan. Walau ingin sekali mati, tapi Charley masih selamat. Charley meneruskan perjalanan ke rumahnya dengan berjalan kaki, mobilnya terkubur di bawah papan reklame yang ditabraknya. Dan, sampai di rumah, Charley bertemu dengan... Ibunya.

Charley tak tahu bagaimana harus menjelaskan semuanya. Tapi dia memang benar-benar melihat ibunya. Selama seharian Charley menemani ibunya mengunjungi beberapa tetangga untuk mendandani mereka. Orang-orang yang sudah dekat dengan kematian, dan pada saat itu mereka memanggil ibunya Charley dalam pikiran mereka, berharap didandani agar cantik dan tidak terlihat sakit.

Selama seharian itu, Charley merenungi saat-saat dimana dia seharusnya membela ibunya, tapi tidak dia lakukan. Dia baru tahu orangtuanya bercerai karena ayahnya menikah lagi. Dia juga baru tahu bahwa ibunya bekerja sebagai tukang bersih rumah demi menyekolahkannya ke universitas.

Saat hari berakhir, Charley pun siuman setelah mengalami kecelakaan. Dia tersadar, bahwa orangtua, kalau mereka menyayangimu, akan menggendongmu supaya aman, jauh di atas arus permasalahan mereka, dan terkadang itu berarti kau takkan pernah tahu apa yang mereka alami, dan kau bisa saja memperlakukan mereka dengan buruk, dengan cara-cara yang tak mungkin kau lakukan seandainya kau tahu.

***

Jleb banget ga sih? Saya rasa banyak banget anak model Charley gini. Termasuk saya. Ngerasa orangtua ga pernah bisa ngerti kondisi kita, maunya kita, ngerasa mereka yang paling bener dan selalu maksain kehendak mereka ke kita. Tanpa kita pernah tau bagaimana rasanya jadi orangtua dan kompleksnya kehidupan orang dewasa.
"Kau punya  satu keluarga. Baik ataupun buruk keadaannya. Tetap tinggal bersama keluargamu adalah apa yang menjadikannya keluarga"

Komentar