Honeymoon with My Brother

Penulis : Franz Wisner
Penerbit : Serambi
Tebal : 589 hal
Harga : Rp 79.500


Ada beberapa judul buku yang menggoda untuk dibeli belakangan ini. Tapi juga ada beberapa buku lama yang belum kelar dibaca. Bahkan, percaya ga percaya, ada buku yang belum juga saya baca padahal udah dibeli dari 3 tahun yang lalu! *getokkepala*

Jadi, saya membijaksanai bahwa saya harus selesein baca semua buku itu dulu sebelum bisa beli buku baru. Biasanya saya agak susah berkomitmen sama janji yang saya buat sendiri. Ajaib juga kali ini saya bisa cukup komit. Rasanya pengen cepet-cepet melahap buku-buku ini supaya bisa berburu buku-buku baru lagi.

Anyway, ini salah satu buku yang lumayan lama saya anggurin di lemari. Kalo ga salah inget belinya tahun lalu deh. Padahal saya udah lama juga loh ngincer buku ini setelah direkomendasikan Oprah Book Club di acara Oprah Show. Mungkin kaya cowok-cowok yang ngebet banget dengan seorang cewek, pas mau ngedapetinnya susah, tapi pas udah dapet malah perasaannya ga semenggebu sebelumnya #eaaaaaaa.

Honeymoon with My Brother adalah memoar dua bersaudara, Franz dan Kurt Wisner, tentang perjalanan mereka keliling dunia yaaaaaang... sumpah mati bikin iri!

Semua bermula ketika Franz diputuskan Annie, cewek yang sudah jadi kekasihnya selama sepuluh tahun, hanya seminggu sebelum pernikahan mereka. Pada akhirnya, 'pesta pernikahan' tetap digelar pada hari H, meski tanpa mempelai wanita. Beberapa sahabat Franz memutuskan tetap datang. Franz juga urung membatalkan paket bulan madu ke Kosta Rika yang udah terlanjur dipesan, dan dia pergi berbulan madu dengan adiknya, Kurt, sebagai pengganti mempelai wanita.

Ga disangka, 'bulan madu' mereka bikin Franz mendapat ilham untuk mengajak adiknya yang selama ini berjarak dengannya itu keluar dari pekerjaan, menjual rumah, dan berpetualang. Sebuah petualangan yang keren mampus!

Selama dua tahun hidup di jalan, ga kurang dari 50 negara di lima benua mereka jelajahi. Suppper! Hmm, memangnya apalagi yang bakal lo lakuin kalo lo punya 100 ribu dollar nganggur di rekening lo selain menikmati hidup dari satu negara ke negara lain? Om Franz, Om Kurt, ajak-ajak napaaa...

Mereka juga sempat mampir ke Indonesia loh. Tepatnya ke Bali, Lombok, dan Pulau Komodo.

Saya mungkin perlu kasih tau, bahwa sebelum baca buku ini, jangan harap deh dapet deskripsi objek-objek wisata, peta jalan, atau tips-tips perjalanan lintas benua. Ini memang catatan perjalanan, tapi bukan buku tentang traveling.

Tapi buku ini tetap menarik dibaca, walau ada beberapa part yang ngebosenin, terutama di bab-bab awal, yang bikin saya akhirnya terhenti lama setelah memulai membaca, dan baru melanjutkannya sekarang. Ternyata makin ke belakang banyak bagian lain yang lucu dan kadang-kadang menyentuh. Bahkan, pas sampai di halaman terakhir, mata saya berkaca-kaca.

Well, setelah melihat seisi dunia ini, mau tau apa pendapat seorang Franz Wisner? Hanya satu kata : miskin. Dengan melihat berbagai tempat di muka bumi ini, katanya, kita bisa belajar banyak dari kemiskinan. Hal-hal kecil tapi bisa mengubah cara pandangmu tentang hidup, misalnya bagaimana di salah satu belahan dunia orang-orang ribet memadupadankan warna baju dan tas yang mereka pake, sementara di belahan dunia lain orang-orang sudah sangat bersyukur bisa punya baju.
"Perjalanan adalah salah satu hal dalam hidup yang tidak pernah akan kita sesali."

Komentar